Kisah Hikmah: Kisah Ahli Taat Dan Ahli Maksiat

Kisah Ahli Taat Dan Ahli Maksiat

          Diriwayatkan ari Abu Hurairah radhiallahu anhu bahwa Rasulallah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

          “Pada zaman Bani Israil dahulu, hidup dua orang laki-laki yang berbeda karakternya.  Salah seorang suka berbuat dosa dan yang lainnya rajin beribadah,  Setiap kali orang yang ahli ibaadah ini melihat temannya berbuat dosa, ia menyarankan untuk berhenti dari perbuatan dosanya.

          Suatu kali orang yang ahli ibadah mendapatkannya tentang berbuat dosa, maka dia berkata, ‘Berhentilah dari berbuat dosa. ‘ Dia menjawab, ‘Jangan pedulikan aku, terserah Allah akan memperlakukan aku bagaimana.  Memangnya engkau diutus Allah untuk mengawasi aku?’. Lak-laki ahli ibadah itu menimpali, ‘Demi Allah, dosamu tidakakan diampuni olehNya atau Dia tidak akan memasukkan kamu ke dalam Surga.’

          Kemudian Allah mencabut nyawa kedua orang itu, kemudian mereka berdua menghadap Allah Rabbul ‘Aalamiin.  Allah berfirman kepada lelaki ahli ibadah, ‘Apakah kamu lebih mengetahui daripada Aku? Ataukah kamu dapat merubah apa yang telah berada dalam kekuasaan tanganKu.’ Kemudian kepada ahli maksiat Allah berfirman, ‘Masuklah kamu kedalam surga berkat rahmatKu.’ Sementara untuk ahli ibadah Dia berfirman (kepada para malaiat), ‘Masukan orang ini ke neraka.’.”

(Hadits Shahih diriwayatkan olej Ahmad, 2/323; Abu Dawud, 4901; Ibnu Mubarak dalam Az-Zuhd, 314; dan Ibnu Abi Dunya dalam Husn Az-Zhan, 45; dan Al-Baghawi Syrah As-Sunnah, 14/385)

Pelajaran yang dapat dipetik

1. Anjuran untuk senantiasa ber ‘amar ma’ruf dan nahi munkar
Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala.

وَلْتَكُن مِّنكُمْ أُمَّةٌ يَدْعُونَ إِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنكَرِ ۚ وَأُولَٰئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ [٣:١٠٤]  
Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung. [QS Ali-Imran:104].

2. Hendaknya seseorang segera berhenti dari kemungkaran dan berlepas diri darinya saat diingatkan dan dilarang dan hendaknya tidak meneruskan dosa itu dengan keras kepala dan sombong.

وَسَارِعُوا إِلَىٰ مَغْفِرَةٍ مِّن رَّبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَاوَاتُ وَالْأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ [٣:١٣٣]
Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa. [QS Ali-Imran: 133]

3. Larangan membuat orang lain putus asa dari ampunan Alah Yang Maha Penyayang.

قَالَ وَمَن يَقْنَطُ مِن رَّحْمَةِ رَبِّهِ إِلَّا الضَّالُّونَ [١٥:٥٦]
Ibrahim berkata: "Tidak ada orang yang berputus asa dari rahmat Tuhan-nya, kecuali orang-orang yang sesat". [QS Al Hijr: 57]

4. Beratnya sangsi mengucapkan sesuatu atas nama Allah, tanpa didasari ilmu.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تُقَدِّمُوا بَيْنَ يَدَيِ اللَّهِ وَرَسُولِهِ ۖ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۚ إِنَّ اللَّهَ سَمِيعٌ عَلِيمٌ [٤٩:١] 
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mendahului Allah dan Rasulnya dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.
[QS Al-Hujurat :1]

5. Luasnya rahmat Allah, Rabb seluruh Alam
وَلِلَّهِ الْمَشْرِقُ وَالْمَغْرِبُ ۚ فَأَيْنَمَا تُوَلُّوا فَثَمَّ وَجْهُ اللَّهِ ۚ إِنَّ اللَّهَ وَاسِعٌ عَلِيمٌ [٢:١١٥]
Dan kepunyaan Allah-lah timur dan barat, maka kemanapun kamu menghadap di situlah wajah Allah. Sesungguhnya Allah Maha Luas (rahmat-Nya) lagi Maha Mengetahui.

6. Seseorang yang memastikan orang lain masuk surga atau neraka, berarti dia telah mengakui memiliki sifat ketuhanan.
وَلَا تُصَعِّرْ خَدَّكَ لِلنَّاسِ وَلَا تَمْشِ فِي الْأَرْضِ مَرَحًا ۖ إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ فَخُورٍ [٣١:١٨]
Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri. [QS Luqman : 18]

7. Celaan kepada seeorang yang mengklaim dirinya sendiri sebagai hakim kebenaran.
أَلَيْسَ اللَّهُ بِأَحْكَمِ الْحَاكِمِينَ [٩٥:٨]
Bukankah Allah Hakim yang seadil-adilnya? [At-Tin: 8]

Referensi Utama:
Kitab Sittuna Qishshah Rawaha an-Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam wa ash-Shahabah al-Kiram karya Syaikh Muhammad bin Hamid Abdul Wahab.
Diterjemahkan oleh Munawwarah Hannan dengan penerbit Darul Haq 

Posting Komentar

0 Komentar